NGOCEH KHAYAL
Anwari Doel Arnowo – 20/02/2010
Saya pernah mengoceh: “Kalau misalnya saya memiliki sejumlah uang tunai yang jumlahnya seratus juta Dollar Amerika Serikat, bagaimana saya mengelolanya?? Begini: 1. Saya tidak akan menaruhnya di bank manapun, di perusahaan bidang keuangan apapun baik berupa
2. Saya akan membuat sebuah bangunan yang tahan terhadap gangguan bencana alam, gangguan-gangguan keamanan apapun termasuk pencurian-pencurian yang menggunakan setan dan tuyul. Tetapi saya akan tetap mengasuransikan segala risiko yang bisa di kelola oleh perusahaan asuransi, baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri.
Begitu niat saya, biarpun saya tidak memiliki seratus juta USDollars !
Apa sebab ada niat saya yang seperti itu?
Pertanyaannya: “Apakah saya melanggar sesuatu yang legal kalau berbuat seperti itu??”
Saya tau kalau dalam hal ini saya adalah seorang pejabat pemerintah, maka saya wajib melaporkannya. Saya ini bukan pejabat dan tidak terlibat dengan proyek pemerintah yang manapun, kemana saya harus melapor?! Apa tidak cukup dengan NPWP saja?? Pihak Pajak harus menahan diri untuk mengobok-ngobok saya. Saya pasti sudah siap dengan segala keharusan tertib administasi yang disyaratkan oleh undang-undang bagi diri saya sebagai penduduk sipil. Kalau misalnya ada upaya mengobok-obok kekayaan ini, maka saya akan mengajukan pertanyaan yang bernuansa gugat legal. Mengapa rakyat biasa yang tidak memiliki uang sesenpun atau yang bahkan minus karena berutang kepada orang atau pihak lain, mereka tidak di obok-obok juga??. Kalau tidak ikut diobok-obok, berilah mereka yang miskin ini peluang bekerja yang baik dalam upaya mendapatkan nafkah yang halal. Masak mereka jumlahnya bisa mencapai sekian belas persen dari jumlah penduduk penduduk, dan tetap saja melarat meskipun sudah merdeka selama lebih dari 64 tahun atau delapan windu ??
Mana subsidi silang yang didengung-dengungkan itu? BLT (Bantuan Langsung Tunai)? Bukankah terbukti amat tidak mangkus?
Apalagi media mensinyalir bahwa BLT selalu dekat dengan urusan Pemilu?? Wallahualam …
Saya membaca bagaimana akibat yang menjengkelkan seseorang yang bertempat tinggal di Austin -
http://www.thesun.co.uk/sol/homepage/news/2859730/Suicide-pilot-hits-tax-HQ.html
Begitulah nasib seorang yang ada masalah dengan Kantor Pajaknya. Tidak mungkin orang ini, Joseph Stack, yang baru berumur 53 tahun bisa jengkel seperti ini, kalau tidak merasa terganggu berlebihan. Janganlah perbuatan mengganggu dari pihak Kantor Pajak sampai terjadi di negeri kita. Kantor Pajak
Saya duga masih amat banyak yang bisa ditarik pajak kegiatannya sehingga tidak menimbulkan
Apa sebab topik Pajak saya kemukakan di sini??
Saya hanya ingin menunjukkan kepada para petugas intelijen Kantor Pajak bahwa masyarakat yang seperti itu masih banyak yang luput dari pandangan mata Kantor Pajak.
Pajak adalah sumber pandapatan Negara yang halal sesuai undang-undang. Sumbernya BUKANLAH hasil tambang yang manapun, minyak, gas dan energi lain serta mineral. Kalau pendapatan Negara amat tergantung kepada hasil tambang maka akan merusak lingkungan yang mejadi milik anak cucu, sekarang maupun di kemudian hari.
Janganlah kita mendidik anak cucu kita saat ini dengan memberi contoh menggali hasil tambang melebihi kebutuhan kita sendiri saat ini, menjualnya dengan mentah/bulk tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Kita akan teruskan menjual minyak mentah tanpa menyulingnya terlebih dahulu?? Berapa tenaga kerja yang akan terserap di industripenylingan minyak – oil refinery, kalau minyaknya disuling dahulu? Berapa hasil pajak karenanya?? Ah masa pemerintah tidak tau??
Batalkan saja sebagian besar atau malah seluruhnya, kontrak-kontrak minyak dan gas alam serta energi batubara dengan semua pihak asing, dan kita bayar dendanya karena pembatalan itu. Jumlah denda, pada masa jangka panjang, pasti akan bisa menunjukkan angka plus dibandingkan dengan cara serakah sekarang. Kita ini adalah orang tua yang serakah, tidak mau bekerja lebih keras dan malah mendapatkan hasil yang akhirnya toh terlalu banyak dikorup oleh para koruptor yang nota bene adalah pegawai pemerintah kita, dan selama ini dibayar gaji-gajinya serta kemewahan hidupnya, dengan menggunakan uang rakyat.
Masa pegawainya rakyat kok menyusahkan rakyat.
Ingatlah selalu: RAKYAT ADALAH MAJIKAN.
Anwari Doel Arnowo – 20/02/2010
Komentar:
Whahahahaha itu benar pak Anwari, pantaslah kita protes kepada petugas pajak...
Lucu pak, saya ini tadinya merasa ingin menjadi a good citizen, jadilah say
apunya NPWP dengan membayar pajak, eh jika waktunya membayar, justru kita yang
diubek2 kayak maling ayam... hanya karena katanya saya menunggak? Padahal ada
bukti pembayaran2 yang lalu, tetapi mereka masih ubek2 bahwa yang lalu itu benar
atau tidak? Bikin urusan jadi rumit dan menghabiskan waktu berhari2. Padahal
banyak sekali yang super kaya yang NPWP aja mereka ngak punya.. Katanya kalau
keluar negeri ya bayar aja biaya fiskalnya daripada bayar pajak yang azubillah
rumitnya.
Kantor pajak itu sekarang keterlaluan pak, penduduk yang berpenghasilan lebih
dari 1.5 juta harus punya NPWP dna bayar pajak. Kalau dulu bisa membayar dan
lapor pajak setiap tahun, sekarang harus tiap bulan, dimana harus mengikuti
antrean orang banyak di kantor pajak, mengabiskan waktu berjam2 untuk dipanggil.
Peraturan baru pajak, jika menunggak akan di denda sebanyak 200 ribu perbulan,
setahun 2.4 juta. Gawat ngak? Sementara banyak bad citizen yang ounya
penghasilan super besar, tapi enak2 tidur di rumahnya tanpa punya NPWP. Aneh
sistem pajak di negara sendiri jadi momok bagi para good citizen.
Salam hangat
Angel
No comments:
Post a Comment